Nailal Muna, S.Si |
Inspirasi Story - Menjadi seorang Mahasiswa merupakan hal yang sangat menyenangkan. Pada masa tersebut, seseorang berkembang untuk memusatkan seluruh kemampuan beserta bakat yang dimiliki dalam lembaga kampus. Termasuk menentukan kesuksesan guna menempuh kuliah secara tepat waktu.
Akan tetapi, di masa-masa akhir perkuliahan atau tepatnya ketika tengah mengerjakan tugas akhir pasti ditemukan sebuah hambatan. Di titik itu keuletan seorang mahasiswa pun sangat diuji, apakah tetap semangat mengerjakan setiap instruksi agar cepat selesai atau menunda pengerjaan.
Laiknya kisah nyata salah satu guru Saintek SMP Sains Tebuireng Jombang. Ketika masa itu tiba, harus dihadapkan dengan dosen yang cukup dihindari untuk menjadi pembimbing tugas akhir. Hal itu berdasarkan pengalaman kakak kelas yang menjadi mahasiswa bimbingan sang dosen tersebut pasti mengalami penambahan semester.
Walaupun merasa kurang puas dengan hal itu, mau tidak mau harus tetap dijalani sesuai petunjuk dosen pembimbing. Al hasil, hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Ketika semua teman satu angkatan sudah wisuda tepat waktu, saya harus ikhlas menerima kenyataan karena harus ikhlas menunda proses tersebut.
Berjalannya waktu, Alhamdulillah tugas akhir pun dapat terselesaikan sesuai petunjuk dan arahan dosen pembimbing. Hanya saja meskipun sudah menyelesaikan tugas akhir dengan baik, tetapi jadwal pelaksanaan wisuda masih cukup lama.
Demi mengisi waktu luang selama menunggu kepastian jadwal wisuda, akhirnya sang dosen pembimbing skripsi tadi memberi instruksi supaya mengikuti Konferensi Internasional. Karena beliau mengetahui bahwa saya menyukai hal-hal berkaitan dengan riset dan sejenisnya.
Di kesempatan pertama yang diselenggarakan di Malaysia sebenarnya sukses mendapatkan tiket resmi, hanya saja terkendala biaya. Begitu juga dikesempatan berikutnya di Turki pun demikian. Berkat dua pengalaman itu, seketika saya harus merendahkan ego dan ikhlas menerima keadaan yang terjadi.
Ketika sudah berserah diri dengan keadaan yang terjadi, datang lagi kesempatan berikutnya yang diselenggarakan di Bali. Di kesempatan kali ini, ternyata sang dosen yang cukup tidak disukai dan seorang pembimbing tugas akhir tadi merekomendasikan saya kepada dosen senior yang merupakan salah satu panitia resmi dari konverensi tersebut.
Pada akhirnya, hal itu membuka jalan saya demi mengikuti konverensi itu, bahkan mendapatkan undangan terbuka gratis dari panitia. Sehingga semua biaya akomodasi sudah ditanggung penyelenggara.
Hikmah utama yang bisa diambil dari pengalaman terebut adalah sebagai manusia tidak boleh terlalu berlebihan dalam membenci sesuatu. Kita tidak tahu kelak, jika sesuatu yang kita benci tersebut dapat mengantarkan menuju kesuksesan atau impian. Cukup menjalani kehidupan dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Oleh : Nailal Muna, S.Si
Sumber berasal dari pengalaman pribadi