SMP Sains Tebuireng - Melalui kutipan buku “Menjadi Manusia Luhur” karya Arjuna Wibowo, dijelaskan bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW mendapatkan pertanyaan dari sahabat. “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang paling dicintai Allah?
Rasulullah SAW menjawab, “Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia lainnya. Sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapus kesusahan orang lain, atau melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan.” (HR. Thabrani).
Berkaca pada hadis tersebut, selaras dengan pengalaman pribadi salah satu guru SMP Sains Tebuireng, Dinni Badiaturrochmah, S.Pd ketika masa akhir kuliah.
Memasuki semester akhir perkuliahan, seorang mahasiswa akan disibukkan dengan skripsi. Hal penentu paling utama pada proses ini tentu adalah dosen pembimbing. Karena pastinya setiap dosen memiliki karakter berbeda dalam memberikan bimbingan. Ketika dosen pembimbing mampu menguasai ataupun sejalan dengan judul kita, maka prosesnya akan berjalan sesuai target yang telah direncanakan. Namun, apabila mendapatkan dosen yang memiliki karakter tidak sejalan dengan judul skripsi kita, maka upaya menuju target ketepatan waktu memerlukan sedikit upaya lebih.
Alhamdulillah saat itu mendapatkan dosen pembimbing pertama selaras dengan judul yang diangkat, sehingga mampu memberikan bimbingan-bimbingan yang sangat membantu pengerjaan skripsi. Bahkan bisa membatu ketika beradu argumen dengan dosen kedua yang memiliki pandangan berbeda atas judul serta arah skripsi yang telah dikerjakan.
Tidak sebatas bantuan terhadap satu mahasiswa bimbingannya semata. Beliau juga sangat peduli terhadap seluruh mahasiswa-mahasiwa lainnya. Bahkan ketika ada seseorang yang terancam drop out karena satu hal, beliau dengan kukuhnya bersedia mengajak dan memotivasi mahasiswa tersebut supaya dapat menyelesaikan masa kuliahnya sampai tuntas. Jangan sampai menyianyiakan perjuangannya selama ini. Sampai akhirnya mahasiswa itu pun lulus.
Disaat memberikan bimbingan terakhirnya beliau pun berpesan bahwa, “Semua orang memiliki jalan kemudahannya masing-masing, maka sebagai sesama manusia kita jangan sampai mempersulit hal itu.”
Oleh : Dinni Badiaturrochmah, S.Pd
Sumber : Pengalaman pribadi