Inspirasi Story - Pola pikir seseorang tentu berbeda-beda, bisa juga diklasifikasikan berdasarkan usia. Anak-anak cenderung berpikir secara konkrit, remaja berpikir lebih abstrak, sedangkan orang dewasa berpikir lebih filosofis jauh ke depan, serta dapat melihat berbagai sudut pandang. Seiring bertambahnya usia, maka pola pikir seseorang juga semakin berkembang yang membuat kian bertambah bijak ketika menghadapi suatu permasalahan.
Hal itu tentu dirasakan oleh semua orang, tidak terkecuali juga oleh salah satu guru SMP Sains Tebuireng, Mutmainnah, S.A., S.H. Suatu saat ketika melihat sebagian besar teman sebaya sudah berani mengambil langkah untuk membina rumah tangga hidup bersama seseorang pujaan hati beserta buah hatinya, di saat itu pula seketika berkeinginan mengambil langkah serupa.
Tetapi Allah SWT menunda hal tersebut hingga saat ini. Apabila mengingat kejadian serta pemikiran pada masa saat itu, yang terlintas adalah sebuah pertanyaan kenapa tidak bisa melakukan hal serupa seperti teman sebaya lainnya. Padahal sama-sama mahluk ciptaan tuhan, apakah ini merupakan ketidak adilan?.
Alhamdulillah anggapan tersebut sudah tidak lagi ada di dalam pikiran. Berjalannya waktu, pelan tapi pasti perasaan Khusnudhon kepada Allah pun semakin bertambah. Mulanya perasaan kecewa dan bertanya-tanya yang dulu sempat hinggap kini berubah menjadi rasa syukur yang tidak terkira. Mungkin di saat itu Allah SWT menunda keinginan tersebut supaya tumbuh menjadi pribadi lebih matang beserta mendapatkan pengalaman hidup yang lebih baik. Agar kelak jika sang jodoh sudah datang dan saat masa menjalin rumah tangga tiba, sudah benar-benar siap.
Inti dari cuplikan peristiwa di atas adalah pola pikir seseorang memang tergantung pada usia, tetapi alangkah lebih baiknya jika di setiap kejadian yang kita jalani hendaklah utamakan Khusnudhon kepada Allah SWT. Karena selain sebagai doa, pasti ada hikmah lain yang tuhan siapkan kepada kita.
Oleh : Mutmainnah, S.A
Sumber : Pengalaman Pribadi