Inspirasi Story - Diceritakan suatu hari di sebuah desa, ada seorang anak sedang asik bermain di pekarangan. Ketika asik bermain, si anak ini menemukan kepompong di dahan pohon yang rendah. Kemudian, diambillah kepompong tersebut.
Seketika, diamatinya kepompong tersebut dan ditemukan adanya lubang kecil. Tanpa pikir panjang, si anak mengambil gunting untuk memperlebar lubang supaya kupu-kupu bisa keluar dengan mudah. Harapannya, si anak hendak membantu agar segera keluar dari kepompong serta melihat kecantikan warna dan motif kupu-kupu yang beragam.
Memang benar, tidak berselang lama kupu-kupu pun keluar dari kepompong. Perlahan, kupu-kupu menggeliat keluar. Namun, si anak pun sangat terkejut melihat kondisi kupu-kupu. Bukannya berubah menjadi kupu-kupu yang indah, tetapi si anak mendapatkan kupu-kupu dengan keadaan tubuh gembung serta sayap masih berkerut sehingga tidak dapat berkembang sempurna. Hal itu dikarenakan proses Imago (proses perubahan kempompong menjadi kupu-kupu) masih belum sempurna.
Pada akhirnya, perubahan kepompong tidak berjalan sempurna. Bukannya berubah menjadi cantik dan indah justru menjadi kupu-kupu yang tidak bisa terbang dan hanya mampu merangkak mondar-mandir seperti orang kebingungan.
Melihat kegagalan proses Imago ini, ternyata si anak salah sangka. Dikiranya kupu-kupu itu tak bisa keluar karena lubangnya terlalu kecil. Padahal lubang itu memang belum terbuka lebar jika pertumbuhan si kupu-kupu belum sempurna.
Dari kisah kupu-kupu dalam kepompong di atas mengajarkan bahwa hidup memang penuh dengan perjuangan. Jika ingin menjadi orang sukses dan berhasil, maka harus siap menjalani semua prosesnya. Walaupun terkadang proses tersebut menyakitkan. Jangan menjadi menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua. Karena hal itu sangatlah pentingdalam membentuk karakter seseorang dalam menjalani kerasnya kehidupan.
*)disampaikan oleh Jumayyah, S.Ag
*)diolah dari berbagai sumber