Inspirasi Story - Love language adalah sebuah Bahasa cinta yang ditemukan oleh seorang psikolog yang berfokus pada bidang psikologi kognitif. Beliau menjelaskan bahwa seseorang akan berada dalam keseimbangan Ketika Bahasa cintanya terpenuhi, sehingga beliau menganalogikan seperti tangki cinta. Tidak dapat dihindari pula bagi seorang guru juga setiap harinya tangki cinta peserta didik kita juga harus terpenuhi agar menjadi pribadi yang baik setiap harinya.
Apa saja love language itu:
- Word of affirmation: kebutuhan cinta dalam bentuk penegasan rasa cinta dalam kata-kata (menyapa, bertanya kabar),
- Quality time: waktu yang berkualitas (mengobrol secara personal dengan peserta didik kita),
- Receiving gift: kebutuhan cinta dalam bentuk pemberian hadiah (selesai menjawab kuis diberikan hadiah),
- Act of service: kebutuhan Bahasa Cinta dalam bentuk pemberian bantuan (membantu menyelesaikan masalah peseta didik, memberikan tambahan jam belajar bersama),
- Physical touch : kebutuhan Bahasa Cinta dalam bentuk sentuhan fisik (saat peserta didik kita menangis bisa menggenggam tangan mereka, memeluk mereka (khusus Perempuan dengan Perempuan/ laki-laki dengan laki laki)
Namun dapat diketahui, Bahasa cinta setiap orang memiliki dominan yang berbeda setiap saat. Bergantung dengan kondisi mereka. Maka dari itu kita sebagai pendidik wajib memahami peserta didik kita setiap harinya, apalagi mereka jauh dari orang tua.
*) Oleh Jihan Intan Ekawati, S.Pd