عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khaththab radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
Inspirasi Story - Melalui kutipan Hadits Pertama dalam Kitab Arbain Nawawi di atas dijelaskan bahwa segala perbuatan dan hasil yang didapat seseorang atas usaha yang telah dikerjakan tergantung pada niat.
Layaknya Hijrah yang dilaksanakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW ke Madinah karena niat mendapatkan keridhaan Allah SWT, maka keridhaan tersebut yang diperoleh Kanjeng Nabi.
Tetapi tidak semua pengikut Kanjeng Nabi juga memiliki niat demikian. Bagi yang berniat ingin mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan lebih, maka itu yang akan didapatkan. Berikutnya, ada pula yang berniat ingin mendapatkan pasangan hidup, pada akhirnya sesuai niat tersebutlah yang diperoleh.
Belajar dari hadits tersebut, maka penting bagi umat manusia untuk menata niat terlebih dahulu sebelum memulai aktifitas demi kebaikan di masa sekarang dan mendatang. Terlebih supaya bernilai ibadah, maka selalu sertakan Allah SWT di setiap langkah menjalani keseharian kita.